Selasa, 17 Mei 2016

sekarang Indonesia Melalukan Konservasi Lingkungan dalam ASEAN

Membuat perubahan tidak melulu hal yang besar, justru perubahan besar berasal dari hal-hal yang kecil. Hal inilah yang saya dapatkan dari ASEAN Youth Volunteer Programme yang saya ikuti ini," ujar Andreas Nathius.

Alumnus Manajemen Universitas Indonesia ini merupakan salah satu delegasi dalam ASEAN Youth Eco-Leaders yang berkumpul bersama 99 pemuda dari negara-negara ASEAN lainnya selama lima minggu. Program intensif ini bertujuan untuk menghasilkan pemimpin muda berwawasan lingkungan ketika mereka terjun di masyarakat. Kesuksesan program ini karena adanya dukungan dan kerjasama dari U.S. Agency for International Development (USAID), ASEAN Secretariat dan Ministry of Youth and Sports Malaysia.
Program yang diinisiasi oleh Asia Engage – Universiti Kebangsaan Malaysia ini diikuti oleh 98 pemuda dari 10 negara ASEAN. Eco-leaders, sebutan bagi para peserta program ini berasal dari latar belakang pendidikan dan social yang berbeda. Program yang berlangsung sejak 15 Agustus – 21 September 2013 mengikutsertakan mahasiswa-mahasiswa di tingkat S1, S2, dan bahkan S3 yang mampu belajar mengenai konservasi lingkungan hidup dan sebagian merupakan professional worker yang lebih melihat pada implementasi kebijakan lingkungan hidup yang mereka hadapi di negara masing-masing.

Mengapa memilih pemuda sebagai sasaran program ini? Dengan range usia 18-30 tahun, para pemuda memiliki sifat idealis dan kritis terhadap tantangan transformasi lingkungan hidup. Eco-leaders inilah yang diharapkan mampu untuk memberikan dampak positif bagi tantangan lingkungan hidup yang sedang melanda Negara mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar